
Katanya sih ada yang nyampek 12juta / bulan, coba bayangkan itu belum termasuk gaji loh. Weleh…weleh… kalau uangnya ribuan semua bias satu kamar itu banyaknya huahaha.
Kemudian ada anggota dewan yang bilang, kenaikan ini bias menimbulkan kesenjangan, khususnya pegawai yang bertugas di provinsi dengan yang di kota atau kabupaten. Bayangkan saja ( yook kita bayangin lagi…) tunjangan pegawai di kota katanya hanya 800ribu. Beda jauh kan…
Nah yang itu tadi katanya dewan ya. Sekarang kata saya neh… Pertama kalau menurut pengamatan saya, kenaikan tunjangan itu sebenarnya sah-sah saja. Terserah bos-nya to ya. Saya ini kan cuma wong cilik.
Yang kedua tadi anggota dewan bilang tunjangan menimbulkan kesenjangan pegawai provinsi dengan pegawai kota. Kok bisa-bisanya gitu loh anggota dewan yang katanya wakil rakyat melupakan rakyatnya. Yang pasti kan kenaikan tunjangan jelas semakin meningkatkan kesenjangan antar rakyat toh. Rakyat yang pegawai propinsi dengan rakyat yang bukan pegawai apa-apa. Yang kemaren jurang kesenjangannya hanya 2 meter, nanti kalo dah naik bias-bisa jadi 12 meter lagi. Coba bayangkan (yook….)
ehm… atau jangan-jangan sang pengambil kebijakan lagi demam “anggota dewan”, kena virus naikin aja tunjangan semau perut sendiri. Semoga enggak sih dan saya slalu berharap slalu sehat wal afiat ajah juga tetap peka dengan kehisupan sosial masyarakatnya yang tidak seberuntung para pegawai pemprov.
Yah itulah berita pagi ini yang sempat saya baca dan bikin saya harus garuk-garuk kepala.
Baca berita hari ini (Serambi Indonesia,29/1) nampaknya saya harus garuk-garuk kepala, bukan karena gatal atau ada ketombe, tapi oleh isi berita yang ada didalam koran itu. Berita yang bikin gatal kepala neh terkait dengan kenaikan tunjangan untuk pegawai PNS di pemprov NAD yang banyak orang sih diluar kewajaran (kata orang loh…)
Katanya sih ada yang nyampek 12juta / bulan, coba banyangkan itu belum termasuk gaji loh. Weleh…weleh… kalau uangnya ribuan semua bias satu kamar itu banyaknya huahaha.
Kemudian ada anggota dewan yang bilang, kenaikan ini bias meniimbulkan kesenjangan, khususnya pegawai yang bertugas di provinsi dengan yang di kota atau kabupaten. Bayangkan saja ( yook kita bayangin lagi…) tunjangan pegawai di kota katanya hanya 800ribu. Beda jauh kan…
Nah yang itu tadi katanya dewan ya. Sekarang kata saya neh… Pertama kalau menurut pengamatan saya, kenaikan tunjangan itu sebenarnya sah-sah saja. Terserah bos-nya to ya. Saya ini kan cuma wong cilik.
Yang kedua tadi anggota dewan bilang tunjangan menimbulkan kesenjangan pegawai provinsi dengan pegawai kota. Kok bisa-bisanya gitu loh anggota dewan yang katanya wakil rakyat melupakan rakyatnya. Yang pasti kan kenaikan tunjangan jelas semakin meningkatkan kesenjangan antar rakyat toh. Rakyat yang pegawai propinsi dengan rakyat yang bukan pegawai apa-apa. Yang kemaren jurang kesenjangannya hanya 2 meter, nanti kalo dah naik bias-bisa jadi 12 meter lagi. Coba bayangkan (yook….)
ehm… atau jangan-jangan sang pengambil kebijakan lagi demam “anggota dewan”, kena virus naikin aja tunjangan semau perut sendiri. Semoga enggak sih dan saya slalu berharap slalu sehat wal afiat ajah juga tetap peka dengan kehisupan sosial masyarakatnya yang tidak seberuntung para pegawai pemprov.
Yah itulah berita pagi ini yang sempat saya baca dan bikin saya harus garuk-garuk kepala.
Katanya sih ada yang nyampek 12juta / bulan, coba banyangkan itu belum termasuk gaji loh. Weleh…weleh… kalau uangnya ribuan semua bias satu kamar itu banyaknya huahaha.
Kemudian ada anggota dewan yang bilang, kenaikan ini bias meniimbulkan kesenjangan, khususnya pegawai yang bertugas di provinsi dengan yang di kota atau kabupaten. Bayangkan saja ( yook kita bayangin lagi…) tunjangan pegawai di kota katanya hanya 800ribu. Beda jauh kan…
Nah yang itu tadi katanya dewan ya. Sekarang kata saya neh… Pertama kalau menurut pengamatan saya, kenaikan tunjangan itu sebenarnya sah-sah saja. Terserah bos-nya to ya. Saya ini kan cuma wong cilik.
Yang kedua tadi anggota dewan bilang tunjangan menimbulkan kesenjangan pegawai provinsi dengan pegawai kota. Kok bisa-bisanya gitu loh anggota dewan yang katanya wakil rakyat melupakan rakyatnya. Yang pasti kan kenaikan tunjangan jelas semakin meningkatkan kesenjangan antar rakyat toh. Rakyat yang pegawai propinsi dengan rakyat yang bukan pegawai apa-apa. Yang kemaren jurang kesenjangannya hanya 2 meter, nanti kalo dah naik bias-bisa jadi 12 meter lagi. Coba bayangkan (yook….)
ehm… atau jangan-jangan sang pengambil kebijakan lagi demam “anggota dewan”, kena virus naikin aja tunjangan semau perut sendiri. Semoga enggak sih dan saya slalu berharap slalu sehat wal afiat ajah juga tetap peka dengan kehisupan sosial masyarakatnya yang tidak seberuntung para pegawai pemprov.
Yah itulah berita pagi ini yang sempat saya baca dan bikin saya harus garuk-garuk kepala.