26 November 2008

Met Ulang Tahun Gung…

3 komentar

Hari ini pas tanggal 26 Nopember 2008, pas 27 tahun yang katanya sih kalo nggak salah itung di hari Kamis wetonnya Kliwon saya yang masih imut-imut ini lahir di Rumah Sakit Sardjito. Hari ini jadi hari yang bahagia atau yang sedih? Bahagia tentunya, karena Gusti Allah memberikan rejeki umur sampai sekian lamanya. Sedih juga iya, lha otomatis kan waktu untuk “ngombe” (minum) ini tentunya akan berkurang juga toh.

Genap 27tahun gung… itulah kira-kira yang seharian ini bakalan sering terdengar di telinga. 27 kok genap? Mungkin kawan-kawan semua agak janggal ketika mendengar genap kok 27. genap tu ya 26, 28, atau 30 gitu toh.

Dalam terminologi budaya, “genap” tidak hanya menampilkan tafsir yang tunggal, namun lebih dari tunggal yaitu multitafsir. Geertz pun yang sependapat dengan konsep Max Weber yang mengatakan bahwa manusia adalah seekor binatang yang bergantung pada “jaringan – jaringan bermakna” yang dipintalnya sendiri.

Dus “genap” disini sebagai sebuah simbol mempunyai makna pas atau komplit. Memang betul kata-kata Cassirer bahwa manusia adalah “Animal Symbolicum”. Sukanya menyimbolkan apa saja,,,(dasar manusia ya). Apa jadinya ulang tahun saya yang ke 27 ini tanpa kehadiran ketiga orang yang telah saya sebutkan diatas. Mungkin tanggal ini hanya akan menjadi tanggal yang tanpa arti, tanpa makna, hampa tak berasa.

Ehm....skali lagi selamat ulang tahun buat saya Smoga Tuhan hadirkan kebahagian-kebahagiaan untuk saya dan juga untuk kawan-kawan saya semua yang saya cintai.

Dan di hari ulang tahun saya ini, sepesial thanx untuk laptop kecil dengan windows & ubuntu-nya yang selalu meramaikan hari-hari saya, helm merah bergambar semar juga yang selalu saya eman-eman untuk dipake (impor asli dari jogja jee...) dan juga kereta supra fit-nya mas agus yang selalu memboncengkanku dengan tak kenal lelah (sori bro baru kemaren bisa membawamu ke bengkel. Jangan lelah membawaku yach). Dan orang-orang yang selalu menghangatkan saya. Bapak, ibu & momo yang tadi pagi nelpon dari jogja juga mas saya bayu yang lebih pagi lagi sms hanya untuk sekedar mengucapkan selamat ulang tahun dan tentu juga dengan doa2nya.

Hepi besdei......gunk!

06 November 2008

Rekonstruksi : Pemberdayaan Masyarakat Atau Kontraktor?

0 komentar

Beberapa waktu yang lalu ketika membaca sebuah berita di koran lokal yang terbit di Banda Aceh, menyeebutkan bahwa "puluhan pengungsi belum terima rumah".

Waow...sungguh elok dah hampir 4 tahun - sejak terjadinya bencana Tsunami yang melanda Aceh yang menyebabkan ribuan orang kehilangan rumah - sampai berita koran disamping terbit masih ada juga pengungsi yang belum mendapatkan rumah bantuan.

Namun yang menjadi permasalahan kenapa sampai 4 tahun berlalu sejak terjadinya bencana masih ada juga orang yang belum mendapat rumah. heem,,,,

Kembali kita tengok ke belakang sebenarnya menyangkut rumah-rumahan sih yang aku dengerin sih sudah buuuanyak sekali yang terbangun baik oleh donor asing maupun pemerintah sendiri. Kembali lagi ke pokok permasalahan, kok masih ada yg belum dapat rumah? hayooo...

Jadi...
yang salah apanya neh?
kalo kita liat sih - ini pandangan pribadi lho jadi sampeyan2 jangan pada mrengut - proses rehabilitasi dan rekonstruksi kurang mengena di masyarakat. gimana nggak? sebagai contoh kecil saja neh ya, rumah-rumah bantuan yang dibangun oleh donor tersebut dapat berdiri atas sokongan tenaga kontraktor dengan segala perangkatnya dengan biaya yang tidak sedikit. Weleh-weleh.....

Seandainya saja ini ya, ketika proses rekonstruksi dikerjakan secara bergotong royong, bahu-membahu antar warga ya boleh lah libatin tukang dikit2. Pasti hasilnya akan lain.

Contoh konkritnya begini, misal saja dalam proses rekons tersebut dibuat kelompok per kelompok, yah dengan jumlah 10 orang/keluarga perkelompok, otomatis bebannya juga cuma 10 rumah toh. Nah seandainya setiap rumah dapat diselesaikan selama 4 bulan (ini itungan yg cukup lama lho) berarti dalam satu kelompok tersebut akan dapat terbangun 10 rumah dengan masa pembangunan 40 bulan. cukup sederhana kan? Itung-itung lagi berarti 40bulan itu berapa tahun sih, ya kira 3, 3333 tahun. Jadi seandainya sistem sederhana ini diadopsi maka di tahun ke-4 ini barangkali semua orang yang terkena musibah Tsunami sudah memiliki rumah sendiri walaopun sederhana. heeeem....

Selamat berandai-andai...
 

goenkism Copyright © 2008 Black Brown Pop Template by Ipiet's Blogger Template