28 Juli 2009

Tips Mengasuh Anak yang Goenk Bgt


Tumben-tumbenan kali ini saya membuat tulisan yang agak aneh. Mengasuh anak gitu loh. Sedangkan anak saja saya belum pernah bikin apalagi punya. Hihi

Buat bapak-bapak, ibu-ibu, yang kebetulan lagi punya anak, sebenernya saya agak kurang sreg aja ya mosok orang belum punya anak kok brani-braninya ngajarin orang-orang yang sudah mahir memelihara anak. Sejujurnya ini adalah pengalaman saya ketika berhubungan dengan keponakan-keponakan saya dan juga sepupu-sepupu saya yang masih bayi dan juga beranjak abg.

Yang pertama diperhatikan ketika mengasuh anak yaitu bagimana kita mampu membuat si anak itu nyaman bersama kita. Buatlah dialog yang nyambung dan sesuai dengan konsumsi anak-anak, jangan sekali-kali ya ketika mengasuh anak, yang diobrolin malah tentang pemilu dan kekisruhannya. Hal ini sebenernya bagus, akan membuat si anak kritis dengan gejala-gejala alam. Hueh apa lagi neh :p

Pokoke kalo ngajak ngobrol disesuaikan dengan tingkat usia si anak, kalau nggak mau si anak akan dewasa sebelum waktunya. Hayo serem kan?

Yang kedua, setelah ngobrol nyambung, selanjutnya bagimana kita menciptakan mood yang nyaman bagi si anak. Jangan sekali-kali memperburuk suasana hati si anak dengan berbagai perlakuan yang kurang menyenangkan. Mensana in corpora sano. Tambah ga nyambung lagi deh ini kayaknya. Efek jangka panjang daripada suasana hati yang selalu senang menurut penelitian akan mampu menciptakan generasi yang matang dengan tingkat kecerdasan emosional diatas rata-rata. (suer kalo yang ini asli ngarang hahaha:D)

Ketiga, kita tahu anak-anak selalu mempunyai keinginan yang bermacam-macam. Nah pada saat seperti ini kadang larangan-larangan akan membuat si anak berkecil hati dan bisa-bisa menciptakan generasi –genarasi minder. Yang utama ciptakan larangan yang positif, hindari kalimat jangan..jangan..jangan… tapi ubah kata jangan menjadi boleh atau iya, dengan pokok isi tetap larangan tapi lebih berkesan halus.

Keempat, ajak si anak untuk bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan. Missal saja, setelah si anak bermain-main dengan mainannya, ajak bersama untuk membersihkannya. Jangan menyuruh si anak untukmembersihkan sendiri mainannya. Contoh yang baik adalah meniru. Ketika kita membersihkan, si anak akan turut dengan senang acara bersih-bersih tanpa harus disuruh dengan paksaan. Hal ini juga dapat menciptakan kesadaran untuk bertanggung jawab kelak setelah si anak tumbuh dewasa. Ajari anak lewat tindakan-tindakan yang kita lakukan. Jangan pernah berharap anak mau membaca seandainya kita sebagai pengasuh tidak membaca. Jangan pernah berharap anak mau menulis seandainya kita sendiri malas untuk menulis.

Jadi intinya? Simpulin sendiri aja ya!hahaha tar tambah salah kan banyak dosa saya.

3 komentar:

attayaya on 30 Juli 2009 pukul 19.37 mengatakan...

ini pembekalan yang sangat bermanfaat

ayo makan somai di ugm

dee on 31 Juli 2009 pukul 08.05 mengatakan...

Wahh jan.. sip tenan postingan ini.. Wess gek golek calon ibu buat anak-anakmu, gek nikah, ajak bikin anak, trus, praktek mengasuh langsung dehh... :)

Agung Suryo on 4 Agustus 2009 pukul 13.41 mengatakan...

@ attayaya: ayo makan di bonbin sastra:)

@dee: special 4 u de...:p

 

goenkism Copyright © 2008 Black Brown Pop Template by Ipiet's Blogger Template