belum begitu jauh pedal digowes, sekitar 10 menit dari posisi start gowes, dr arah pinggiran got yang airnya tak pernah lancar mengalir, terdengar eoangan anak kucing yang sepertinya kelaparan.
saya cari sumber suara itu. tepat dibalik bungkusan sampah tak jauh dari sdit al bayinah terlihat kucing kecil mungkin sekitar 2-3 bulanan umurnya.
saya hentikan sejenak melihat kondisi anak kucing yang tak henti mengeong itu.
ooh sehat... pikir saya.
segera saya kayuh lagi sepeda ke arah barat melanjutkan gowes pagi.
namun, tak disangka... anak kucing itu mengikuti sepeda yang sudah bergerak pelan saya kayuh.
duh... pikir saya. kekmana jadinya nih anak kucing ngikutin gowes pagi saya.
tanpa pikir panjang saya putar balik sepeda ke arah rumah untuk membatalkan rencana gowesan karena takut kenapa-kenapa kalau anak kucing itu ngikutin gowesan saya.
aman... kucing itu ga ngikutin lagi, batin saya.
belom jauh saya kayuh sepeda, lagi-lagi saya putar balik memastikan kondisi anak kucing itu baik-baik saja.
saya kok tiba-tiba merasa kasihan meninggalkan kucing itu sendirian tak berkawan. sembari mengingat bonita, kucing saya yang hilang beberapa hari yang lalu ketika akan divaksin rabies.
saya pinggirkan sepeda dan dekati anak kucing itu. lagi-lagi saya berpikir, ya sudahlah kalau memang kucing ini mau ngikutin saya pulang, oke sajalah. jodoh ga bakal kemana kok. hayuk..
sambil mengajaknya bicara dalam bahasa kucing, saya kayuh sepeda dengan pelan sekali. anak kucing itu rupanya mau mengikuti jalannya sepeda sambil berlari-lari kecil.
sesekali badannya yang mungil merasa kecapean. jalannya memelan. saya pun turun dari sedel sepeda, menuntut sepeda saya yang mirip odong-odong karena penuh lampu di stang dan sedel bermerek yang sudah mulai mengelupas.
sambil menuntun sepeda, anak kucing itu masih mengikuti sambil sesekali berhenti. saya yakin anak kucing ini tak akan sanggup jalan jauh sampai rumah.
tak terasa dari arah sdit al bayinah, yang jaraknya sekitar 650 meter dari rumah, si anak kucing masih juga mengikuti saya. sampai rumah
pintu besi garasi segera saya buka. saya masuk ke rumah untuk mengambil makanan boni yang masih tersisa cukup banyak.
segera saya tabur di lantai garasi makanan kucing berbentuk ikan di dekat anak kucing itu berdiri. dengan lahap makanan kucing dewasa itu habis juga dimakan.
pantas eongannya cukup keras. rupanya anak kucing ini kelaparan.
kletak-kletak... makanan itu dikunyahnya dengan gigi susunya. btw anak kucing ada gigi susu ga sih?
pagi sebelum berangkat ke kantor anak kucing itu masih bermain-main di garasi. semoga saja ia betah di rumah barunya.
mungkin anak kucing ini Allah berikan sebagai pengganti bonita yang hilang sabtu yang lalu.
selamat datang kucing unyu2
- warkop forsilakubra rabu pagi menjelang siang-